Atas undangan pastor paroki SANMARI (Santa Maria Ratu Rosari) Gianyar, RD.DR. Dominikus
I Gst.Bgs.Kusumawanta,
Minggu(27/9), kami sekeluarga pagi-pagi sudah bergegas ke Gianyar untuk mengikuti misa kudus di gereja paroki SANMARI Gianyar yang baru.

Ya…, Romo Wanta mengundang kami sekeluarga untuk misa di sana sekaligus ziara doa ke Bunda Maria Ratu Rosari Gianyar yang adalah paroki dimana 25 tahun yang lalu(1995), saya dan istri saling menerimakan Sakramen Perkawinan, diberkati oleh Mgr. Vitalis Djebarus, SVD(Alm).
Waktu itu romo Kusumawanta juga ikut serta dalam pemberkatan perkawinan kami. Dan yang menjadi pastor paroki SANMARI Gianyar kala itu adalah P.Maurice Lecoutor,MEP(Alm).

Selain alasan tersebut di atas, romo Kusumawanta sengaja mengundang kami mengingat saat pemberkatan gereja baru oleh Uskup Denpasar Mgr.DR.Silvester San dan peresmian gereja paroki SANMARI Gianyar oleh Bupati Gianyar serta dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali, Cok Ace, kami sekeluarga tidak bisa hadir dalam perayaan iman yang agung dan mulia tersebut, karena kami masih berurusan dengan kesehatan di rumah sakit.

Ketika kami sekeluarga hadir dan mengikuti perayaan Ekaristi di gereja paroki SANMARl, ada pesan nilai dari warta firman Tuhan yang menarik bagi kami ketika mendengarkan bacaan-bacaan Kitab Suci minggu biasa XXVI: Yeh.18:25-28; Fil.2:1-11; Mat.21:28-32, dan penjelasan romo Wanta dalam khotbahnya.

Romo Wanta menjelaskan bahwa nabi Yehezkiel mengkritik kaum Israel yang sombong dan tidak mau bertobat karena menganggap tindakan Tuhan tidak tepat.
Selain itu, nabi Yehezkiel mengatakan, Tuhan akan menghukum setiap orang, masing-masing sesuai dengan tindakannya.

Karena itu menurut romo Wanta, sebagai umat beriman kita perlu bertobat dan membaharui diri dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Beberapa contoh perbuatan yang baik itu sebagaimana nasihat St.Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, agar selalu hidup dalam kasih Kristus, tidak mementingkan diri sendiri serta saling tolong menolong.

Panggilan untuk bertanggungjawab dan melaksanakan firman Tuhan itu menurut romo Wanta, secara jelas ada dalam perumpamaan Yesus tentang dua orang anak.

Diceriterakan bahwa ada seorang mempunyai dua orang anak. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku pergi dan bekerjalah hari ini di dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi ke anak yang kedua
dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.

Kepada kaum Yahudi, Yesus bertanya, Siapakah diantara kedua orang itu melakukan kehendak ayahnya? Mereka menjawab: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam kerajaan Allah”.

Menurut romo Wanta, perumpamaan Yesus tersebut, kiranya jelas bagi kita bahwa panggilan untuk bertanggungjawab dan melaksanakan firman Tuhan itu harus diwujudkan dalam sikap tobat yang sungguh-sungguh dan berani koreksi diri untuk berubah ke sikap hidup yang baik serta kreatif dalam mengembangkan panggilan dan perutusan kita masing-masing.

Kami sekeluarga merasa sangat bersyukur datang ke Gianyar dan mengikuti perayaan Ekaristi minggu (27/9). Kami mendapatkan peneguhan melalui warta firman Tuhan yang kami dengar dan kotbah romo Wanta.

Usai misa, sebelum pulang ke Denpasar, kami memasang lilin dan berdoa bersama Bunda Maria Ratu Rosari di guanya yang indah persis di samping gereja.

Apakah anda juga tertarik untuk sekali waktu misa ke Gianyar?

Bagiku,
Gianyar adah kota kenangan.
Gianyar dengan Bunda Maria Ratu Rosari memiliki daya tarik rohani tersendiri.
Ia selalu memanggilku dan memanggil kita semua untuk bertobat dan kembali hidup sesuai dengan firman Tuhan. ***Blasius Naya Manuk.

Ini ceriteraku kawan, mana ceriteramu?